Tak pelak, umat muslim di Libya dan Mesir bergolak menanggapi
peredaran film kontroversial tersebut. Apalagi, film juga sengaja
diedarkan dengan terjemahan bahasa Arab.
Dilansir Wall Street Journal, film itu diproduksi oleh pengusaha real
state kenamaan Amerika Serikat keturunan Israel, Sam Bacile (52) asal
California.
Dalam pernyataannya, Bacile, menyebut Islam tidak ubahnya seperti penyakit kanker.
Film itu dibuat dengan biaya US$ 5 juta atau sekitar Rp 47,8 miliar,
yang merupakan hasil donasi dari 100 warga Yahudi di Amerika Serikat.
Dalam film itu Nabi Muhammad diperankan oleh seorang aktor Amerika
dan digambarkan dengan prilaku yang sangat jauh dari sejarah kehidupan
Rasulullah saw.
Di Timur Tengah, film yang kali pertama memvisualkan sosok Nabi
Muhammad itu kini memantik unjuk rasa besar-besaran di Libya dan Mesir.
Bahkan, seorang warga Amerika Serikat tewas saat pengunjuk rasa
menerobos ke gedung Konsulat AS di Kota Benghazi, Libya, Selasa (12/09)
waktu setempat.
Film itu sengaja dimunculkan bersamaan dengan peringatan peristiwa 11 September.
Dilansir CNN, di Kairo, Mesir, sejumlah pengunjuk rasa melompati pagar kedutaan dan menurunkan bendera AS.
Di Libya, saksi mata menyatakan kelompok Islam garis keras Ansar al-Sharia merangsek ke gedung konsulat di Benghazi.
Otoritas di AS telah mengkonfirmasi kematian seorang warganya, namun identitasnya belum dipublikasikan.
"Saya cuma bisa berharap dan berdoa jika orang yang terlibat dalam pembuatan film tidak ditanggapi dan diadili oleh pemerintah negera mereka, Allah swt sendiri yang akan memberikan" azab untuk nya
Sumber :http://www.lensaindonesia.com